MATA HATI YANG TULUS [MINGGU, 19 MARET 2023]

Hari Biasa Prapaskah Pekan IV 

Bacaan I : 1Sam. 16:1b,6-7,10-13a; 
Mazmur Tanggapan : Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6;
Bacaan II : Ef. 5:8-14; 
Bacaan Injil : Yoh. 9:1,6-9,13-17,34-38 (singkat). Yoh. 9:1-41 (panjang)  
Bacaan Ofisi : 
BcO Ibr. 7:1-11

Bacaan Injil : Yohanes 9:1,6-9, 13-17, 34-38

Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek. Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata: "Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?" Ada yang berkata: "Benar, dialah ini." Ada pula yang berkata: "Bukan, tetapi ia serupa dengan dia." Orang itu sendiri berkata: "Benar, akulah itu." Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi. Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu, adalah hari Sabat. Karena itu orang-orang Farisipun bertanya kepadanya, bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya: "Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat." Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu: "Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat." Sebagian pula berkata: "Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mujizat yang demikian?" Maka timbullah pertentangan di antara mereka. Lalu kata mereka pula kepada orang buta itu: "Dan engkau, apakah katamu tentang Dia, karena Ia telah memelekkan matamu?" Jawabnya: "Ia adalah seorang nabi." Jawab mereka: "Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami?" Lalu mereka mengusir dia ke luar. Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: "Percayakah engkau kepada Anak Manusia?" Jawabnya: "Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepada-Nya." Kata Yesus kepadanya: "Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!" Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud menyembah-Nya.


Siapa pun yang mengatakan cinta itu buta adalah salah besar. Cinta adalah satu-satunya hal yang memungkinkan kita melihat satu sama lain dengan akurasi yang paling jauh." - Martha Beck    
Dalam perjalanan pulang dari sekolah tempatku berkarya terlihat seorang anak sedang bermain lato-lato di pinggir jalan yang juga sedang kulewati. Tampak dari kejauhan anak itu terjatuh karena terantuk batu. Ia tidak kunjung bangkit dan hanya terpaku di tempat dengan keadaan menangis sejadi-jadinya. Orang-orang yang ada di sekitarnya pun hanya melihat dan lewat begitu saja. Dalam hati ada keinginan untuk menolong anak tersebut, kemudian kuputuskan untuk menuju ke arah anak tersebut. Sebelum sampai ke tempat anak yang jatuh itu, terlihat seorang anak yang sedang menuntun ayahnya yang sedang berjualan kerupuk. Anak kecil yang sedang menuntun ayahnya itu terlihat sedang menepuk bahu ayahnya sebanyak dua kali seperti memberikan sebuah isyarat dan akhirnya mereka bergegas menolong bocah lato-lato yang terjatuh tadi. Sungguh kejadian yang membuatku tersenyum salut karena dengan keterbatasan tersebut tidak membuat mereka menutup diri untuk menolong orang lain. Kejadian sederhana tadi hingga saat ini masih membekas dalam benakku dan menjadi inspirasi bahwa untuk menjadi orang baik yang diperlukan hanyalah kesediaan atau kerelaan untuk mengulurkan tangan. Tuhan memberkati!

Aku harus jadi baik karena Tuhan sudah baik padaku.




Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak